Padavideo sebelumnya : , kita telah mempelajari tentang ciri, struktur dan jenis-jenis bakteri.Sekarang kita lanjut ke cara per
Reproduksibakteri dengan pembelahan biner melintang: Sel induk mula-mula memanjang, kemudian terjadi pelekukan dinding sel dan distribusi bahan inti, pembentukan dinding sel, dan akhirnya terbentuk dua sel anak baru. Dengan cara di atas merupakan perkembangbiakan bersifat aseksual. Hal ini disebabkan tidak terjadi pertukaran gen antara satu individu dan individu lain dalam menghasilkan sel anak.
1 skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi dapat dilihat pada gambar yang terlampir ya,, 2. cara perkembangbiakkan aseksual cyanobacteria dapat melalui: fragmentasi = pemutusan benang atau rantai nya pembelahan biner = dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik pembemtukan spora = misalnya pembentukan akinet
Prosespembelahan biner diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua kopi DNA identic, diikuti pembelahan sitoplasma dan akhirnya terbentuk dinding pemisah diantara kedua sel anak bakteri. Reproduksi; Bakteri berbeda dengan eukariota dalam ha cara penggabungan DNA yang datang dari dua individu ke dalam satu sel. Pada eukariota, proses
"buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi - 3881445 BeckWISNU BeckWISNU 14.10.2015 Biologi Sekolah Menengah Atas terjawab ^"buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi 1 Lihat jawaban Srhjsc Srhjsc Biner => langsung membelah diri.
Secaraumum macam macam reproduksi bakteri dibedakan menjadi dua cara yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi seksual bakteri juga terbagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu: transformasi, transduksi, dan konjugasi. Mari kita bahas satu per satu di sini. Reproduksi Aseksual. Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya
Contoh2 - Cara Reproduksi Paramecium. Berikut adalah tahapan konjugasi dari Paramecium: 1) Dua Paramecium dan saling melekat. 2) . 3) Terjadi kerusakan mikronukleus, hingga tersisa 1. 4) Pembelahan mitosis menjadi 2 mikronukleus. 5) Mikronukleus saling bertukar. 6) Kedua sel saling memisahkan diri.
fUTl. Skema reproduksi bakteri dgn cara pembelahan biner^”buatlah skema reproduksi basil dgn cara pembelahan biner & konjugasiBuatlah sketsa reproduksi bakteri dgn cara pembelahan biner & konjugasi!Skema reproduksi bakteri dgn pembelahan biner & konjugasi denah reproduksi kuman dgn Cara pembelahan binner Dan konjugasi biner => eksklusif membelah diri. 1 sel induk akan menghasilkan 2 sel anak ^”buatlah skema reproduksi basil dgn cara pembelahan biner & konjugasi biner => langsung membelah diri. 1 sel induk akan menghasilkan 2 sel anak konjugasi => 2 sel basil akan saling berdekatan. bakteri donor akan membentuk suatu pilusjembatan untuk mentransfer bahan genetik ke kuman penerima. proses konjugasi identik dgn terbentuknya JEMBATAN. Buatlah sketsa reproduksi bakteri dgn cara pembelahan biner & konjugasi! Biner => langsung membelah diri. 1 sel induk akan menghasilkan 2 sel anak konjugasi => 2 sel basil akan saling berdekatan. bakteri donor akan membentuk sebuah pilusjembatan untuk mentransfer materi genetik ke kuman akseptor. proses konjugasi identik dgn terbentuknya JEMBATAN. supaya berfaedah Skema reproduksi bakteri dgn pembelahan biner & konjugasi Pembelahan Biner yaitu Pembelahan sel yg terjadi 2 kali Konjugasi adalah pemindahan materi gen & sebuah sel bakteri ke sel basil lain dengan-cara pribadi melalui jembatan konjugasi. denah reproduksi kuman dgn Cara pembelahan binner Dan konjugasi dua kuman berdekatan & menimbulkan akses sehingga bekerjasama bahan genetik akan berpindah beserta sitoplasma
Tolong bantu jawab ya... 1. buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi ? 2. bagaimanakah perkembangbiakkan aseksual cyanobacteria ? 3. gambarkan macam macam bakteri dan berikan contohnya? 4. bagaimanakah pertolongan yang harus kita lakukan kepada anak balita yang diare terus menerus? 5. bagaimanakah cara mengamati bakteti rhizobium yang hidup pada bintil akar tanaman kacang kacangan jelaskan! 6. apa yang harus kita lakukan agar makanan yang kita konsumsi tidak cepat basi ? tololng dijawab semua karena poin nya besar 1. skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi dapat dilihat pada gambar yang terlampir ya,, 2. cara perkembangbiakkan aseksual cyanobacteria dapat melalui fragmentasi = pemutusan benang atau rantai nyapembelahan biner = dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identikpembemtukan spora = misalnya pembentukan akinet 3. gambar macam macam bakteri dan contohnya dapat dilihat dari gambar yang terlampir ya... 4. pertolongan yang harus kita lakukan kepada anak balita yang diare terus menerus yaitu dengan memberi minum oralit atau larutan gula garam, jika diare masih berlanjut maka segera bawa ke rumah sakit untuk pertolongan lanjutan yang lebih intensif. 5. cara mengamati bakteti rhizobium yang hidup pada bintil akar tanaman kacang kacangan yaitu dengan mengambil akar kacang yang ada bintilnya, kemudian dibersihkan dan disayat dan diamati di bawah mikroskop, jika tidak jelas dapat ditambahkan pewarna agar bakteri mudah diamati. 6. yang harus kita lakukan agar makanan yang kita konsumsi tidak cepat basi antara lain dengan memasak makanan tersebur dengan matang atau tanak, menyimpan makanan di tempat yang tidak terlalu panas dan tidak meletakkan makanan panas dalam wadah yang tertutup
Ilustrasi bakteri 3D animations Organisme prokariotik salahsatunya adalah bakteri yang nantinya dibagi menjadi dua yaitu archaebacteria dan eubacteria melakukan reproduksi dengan berbagai macam cara. Reproduksi bakteri berbeda dengan organisme eukariotik terutama hewan tingkat tinggi yang melakukan reproduksi dengan cara kopulasi sehingga sel ovum dapat dibuahi oleh sel sperma. Berikut ini 4 cara reproduksi bakteri 1. Pembelahan Biner Pembelahan biner merupakan cara reproduksi yang paling umum dijumpai pada bakteri yaitu dengan cara membelah diri daris atu sel bakteri menjadi dua sel bakteeri, dst. Waktu generasi yang pendek memungkinkan populasi prokariotik dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan secara cepat. Dalam suatu lingkungan dengan sumberdaya yang memadai, satu sel akan membelah menjadi 2 sel. Kedua sel akan membelah menghasilkan 4 sel, kemudian 8 sel, 16 sel, dan seterusnya. Beberapa spesies dapat membelah dalam waktu 20 menit, ada juga yang mampu membelah pada kisaran waktu 1 sampai 3 jam. Dalam pembelahan biner ini, materi genetik hasil pembelahan sama dengan materi genetik induknya. Pembelahan biner Untuk menghitung kecepatan reproduksi sel bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan rumus 2 pangkat n 2^n. n merupakan berapa kali sel bakteri membelah Berikut contohnya Bakteri melakukan pembelahan biner sebanyak 6x, berapa jumlah bakteri pada hasil akhirnya? Jawaban 2^6 = 64 sel bakteri. Jadi jumlah bakteri yang terbentuk setelah membelah 6x adalah sebanyak 64 sel bakteri Soal tersebut merupakan soal yang sederhana, jika dikembangkan lagi bisa seperti ini Bakteri melakukan pembelahan biner 3x dalam waktu 30 menit , berapa jumlah bakteri yang terbentuk dengan waktu 2 jam? Jawaban Pembelahan biner 3x selama 30 menit, berarti tiap 10 menit bakteri membelah 1x 2jam=120 menit 120 menit/10 = 12 x jadi sel bakteri selama 2 jam melakukan pembelahan sel sebanyak 12 x 2^12 = 4096 sel bakteri Jasi selama dua jam, jumlah bakteri yang terbentuk adalah sebanyak 4096 sel bakteri Mudah bukan.... 2. Konjugasi Konjugasi merupakan reproduksi bakteri dengan cara melakukan transfer genetik ke bakteri lainnya secara langsung. jadi pada reproduksi menggunakan cara konjugasi tidak terbentuk bakteri baru seperti halnya pembelahan biner, hanya saja materi genetik DNA plasmid yang mengalami perpindahan, sehingga bakteri yang medapat transfer genetik dapat memiliki sifat yang sama dengan bakteri yang mndonorkan gen nya. konjugasi dengan cara membentuk jembatan pili Mula-mula, kedua sel bakteri berdekatan, kemudian membentuk tonjolan atau struktur jembatan menggunakan pili/pilus/fili yang menghubungkan kedua sel tersebut. Transfer kromosom maupun transfer plasmid akan terjadi melalui jembatan konjugasi. Sel yang mengandung materi gen rekombinan kemudian memisah dan terbentuklah dua sel bakteri dengan sifat baru sifat rekombinan dengan cara pembelahan biner. Contoh bakteri yang mampu berkonjugasi antara lain Salmonella typhi dan Pseudomonas sp. Transfer kromosom dapat pula terjadi melalui pilus seks, seperti yang terjadi pada Escherichia coli. 3. Transformasi Transformasi merupakan cara reproduksi bakteri dengan menggunakan transfer gen dengan cara sel bakteri mengambil materi genetik dari bakteri lainnya yang berada di lingkungan bakteri. Bakteri yang berdekatan dengan bakteri lain dapat memindahkan plasmidnya tanpa harus membentuk saluran terlebih dahulu. Hal ini memungkinkan adanya perubahan sifat dari bakteri itu sendiri misal bakteri Pneumococcus sp. yang jinak bisa menjadi patogen apabila mengalami transformasi oleh bakteri Pneumococcus sp. yang sifatnya patogen. transformasi pada bakteri dengan cara mengambil materi genetik di lingkungan Maeteri tambahan Urutan gen pada kromosom bakteri dapat juga ditetapkan atas dasar data transformasi. Sebagai contoh, jika gen p dan q sering mengalami kotransformasi, demikian pula gen p dan o juga sering mengalami kotransformasi, tetapi gen o dan p jarang mengalami kotransformasi, maka tentu saja urutan gen pada kromosom bakteri itu adalah p – q - o. Berkenaan dengan pemetaan gen pada kromosom bakteri, pada saat ini orang dapat memperoleh atau mendapatkan peta suatu fisik gen-gen, dalam arti suatu peta lokasi fisik relatif gen-gen sepanjang molekul DNA. Seperti diketahui para ahli genetika memang dapat mengontrol ukuran fragmen-fragmen DNA yang digunakan pada sesuatu percobaan transformasi. Oleh karena itu peluang kotransformasi dari dua gen dapat dihubungkan dengan ukuran molekuler DNA pentransformasi. Secara operasional dengan menghubungkan frekuensi kotransformasi dengan ukuran rata-rata DNA pentransformasi, memang akhirnya seseorang dapat mengungkap suatu peta fisik gen.materi tambahan ini diambil dari 4. Tranduksi Tranduksi merupakan proses reproduksi bakteri dengan cara trasfer gen melalui perantara virus. virus membawa gen bakteri dari satu sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi yaitu transduksi umum dan transduksi khusus. Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus reproduktif virus. a. Tranduksi Umum Diakhir siklus litik virus, molekul asam nukleat virus dibungkus di dalam kapsid, dan virus lengkapnya dilepaskan ketika sel inang lisis. Kadangkala sebagian kecil dari DNA sel inang yang terdegradasi menggantikan genom dari virus. Virus seperti ini cacat karena tidak memiliki materi genetik sendiri. Walaupun demikian, setelah pelepasannya dari inang yang lisis, virus dapat menempel pada bakteri lain dan menginjeksikan bagian DNA bakteri yang didapatkan dari sel pertama. Beberapa DNA ini kemudian dapat menggantikan daerah homolog dari kromosom sel kedua. Kromosom sel ini sekarang memiliki kombinasi DNA yang berasal dari dua sel sehingga rekombinasi genetik telah terjadi. Jenis transduksi ini disebut dengan transduksi umum karena gen-gen bakteri ditransfer secara acak. b. Tranduksi khusus Untuk transduksi khusus memerlukan infeksi oleh virus temperat, dalam siklus lisogenik genom faga temperat terintegrasi sebagai profaga ke dalam kromosom bakteri inang, di suatu tempat yang spesifik. Kemudian ketika genom virus dipisahkan dari kromosom, genom virus ini membawa serta bagian kecil dari DNA bakteri yang berdampingan dengan profaga. Ketika suatu virus yang membawa DNA bakteri seperti ini menginfeksi sel inang lain, gen-gen bakteri ikut terinjeksi bersama-sama dengan genom faga. Transduksi khusus hanya mentransfer gen-gen tertentu saja, yaitu gen-gen yang berada di dekat tempat profaga pada kromosom tersebut. Tranduksi pada bakteri yang melibatkan virus
Reproduksi bakteri dalam siklus hidupnya, bakteri pada umumnya melakukan suatu proses reproduksi ataupun proses berkembang biak dengan cara aseksual yakni vegetatif atau biasa disebut tidak melalui proses kawin dengan membelah diri. Proses pembelahan sel-sel pada siklus hidup bakteri merupakan proses pembelahan yang bersifat biner, yakni pada setiap sel akan melakukan proses membelah dirinya menjadi dua bagian dengan ukuran sama beberapa macam dan jenis bakteri yang berada dalam suatu lingkungan yang memiliki kesesuaian dapat melakukan proses membelah dalam kurun waktu setiap 20 menit juga macam-macam simbiosisrantai makanan di sawahsimbol bahan kimiaperan bakteri yang menguntungkanperanan virus bagi kehidupan manusiaReproduksi Aseksual pada BakteriReproduksi bakteri juga dilalui reproduksi aseksual dimana bakteri akan melalui pertumbuhan melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut ini 1. Pertumbuhan TunasDengan metode pertumbuhan tunas ini maka sel bakteri akan mereproduksi dengan cara di mulai nya melalui tumbuhan dan akan berkembang menjadi sebuah tonkolan yang berukuran kecil di salah satu ujung sel tersebut. Tunas inilah yang akan mereplikasi genom, kemudian akan tumbuh menjadi besar dan akan menjadi sel anakan. Selain itu sel tersebut juga akan memisahkan dirinya dari induknya sehingga menjadi bakteri yang FragmentasiApabila masih di dalam kondisi pada lingkungan yang tidak akan ada untungnya, maka bakteri juga akan melakukan proses reproduksi dengan metode yang lain nya yaitu fragmentasi. Dimana protoplasma bakteri akan mengalami tahap kompartementalisasi dan akan membentuk gonidia. Kemudian pada kondisi tersebut mulai ada keuntungan, maka gonidia yang tadi akan menjadi bakteri yang baru dan juga dengan replikasi genom di setiap Pembelahan BinerPembelahan biner adalah suatu cara yang sering di temukan di dalam proses reproduksi bakteri dimana adanya pembelahan biner yang lazim dan hanya bisa terjadi pada saat kondisi di lingkungan sekitar berada di saat yang memberikan keuntungan. Sel bakteri ini akan melakukan proses pembelahan dan akan membelah menjadi 2 sel yang memiliki ukuran bahkan juga memiliki kesamaan. Jika di simak kembali maka pada proses pembelahan ini akan terjadi sebuah dinding yang melintas dan juga yang akan memisahkan kromosom di kedua sel anak kedua sel tersebut sudah terpisah, maka sel anak akan bertumbuh setiap waktu yaitu antara 20 sampai dengan 30 menit sehingga dapat mengalami proses pembelahan yang biner dan akan memberikan hasil bakteri yang baru. Sehingga hal seperti ini yang akan menyebabkan beberapa proses reproduksi bakteri dengan cepat bisa terjadi jika tidak ada inhibitor di Seksual pada BakteriSaat proses reproduksi suatu bakteri, selain melakukan reproduksi dengan cara aseksual, bakteri juga bisa melakukan proses reproduksinya dengan cara seksual, yakni dengan cara melakukan pertukaran materi genetik yang dimiliki olehnya yang disebut dengan rekombinasi genetik atau yang populer di telinga masyarakat disebut dengan rekombinasi proses rekombinasi genetik akan menghasilkan sebanyak dua bagian dari sel bakteri yang nantinya masing-masing akan memiliki kombinasi materi genetik dari dua bagian sel induk yang berbeda. Dalam siklus rekombinasi genetik yang ada dan terjadi pada bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan tiga cara, yakni transformasi, transduksi, dan konjugasi. baca juga bagian bagian mikroskopBerikut penjelasan mengenai 3 cara rekombinasi genetik yang terjadi pada bakteri 1. TransformasiDefinisi dari transformasi merupakan suatu proses dimana masuknya DNA yang masih telanjang ke dalam bagian tubuh sel-sel bakteri yang berasal dari satu sel suatu bakteri ke dalam sel-sel yang berbeda dan akan melakukan tugasnya yakni mengubah sifat sel yang dimiliki oleh bakteri. Contoh bakteri yang sering melakukan proses transformasi adalah sebagai berikut Streptococcus pneumoniae, Neisseria gonorrhoeae, Bacillus, dan juga Rhizobium. baca juga proses pembentukan tulangSaat sebuah sel bakteri terjadi proses pecah, yang biasa disebut sebagai proses lisis seluler, pada DNA sirkularnya akan mengalami pelepasan ke lingkungan sekitarnya. Efisiensi yang dilakukan pada proses transformasi biasanya bergantung pada kompetensi sel-sel itu sendiri. Sedangkan definisi dari komopetensi sendiri merupakan dari sel-sel untuk melakukan proses menginkorporasi DNA yang dalam keadaan atau kondisi telanjang. Pada proses ini, tidak semua dari spesies suatu bakteri mempunyai kemampuan dalam kompetensi, dan biasanya yang mempunyai kemampuan untuk berkompetensi hanyalah yang berkompeten selama aktivitas dan siklus hidup yang keadaan dan kondisi kompeten, sel akan menghasilkan satu ataupun lebih dari suatu protein. Proses ini memiliki beberapa fungsi kompetensi, yakni sebagai berikut prosesnya Fungsi pertama yakni, berperan dalam proses memodifikasi bagian dari dinding sel sehingga bisa terjadi suatu ikatan dengan fragmen-fragmen dari DNA eksogenus yang kedua yakni, berperan dalam membantu, mengambil dan juga melakukan proses menginkorporasi dari DNA yang asing. baca juga sistem peredaran darah manusiaSeiring dengan terjadinya prose penetrasi pada dinding sel yang dilakukan oleh DNA yang mempunyai untai ganda, yang salah satu dari untai akan terdegradasi. Pada fragmen-fragmen DNA apapun, yang sudah dilakukan transfer yakni melewati proses dari transformasi atau metode-metode lain dari suatu sel-sel donor ke sel-sel yang resipien dan biasanya disebut dengan eksogenot, dimana DNA asli dari sel yang resipien yang disebut sebagai endogenot. Sel-sel bakteri yang sudah menerima sebuah eksogenot kemudian pada proses awalnya bersifat diploid bagi sebagian dari genomnya, dan biasa disebut sebagai merozigot. Akan tetapi hal tersebut, eksogenot yang mempunyai untai ganda kondisinya tidak stabil dan biasanya akan dilakukan proses degradasi kecuali terjadi proses integrasi ke dalam bagian endogenot. baca juga cara memelihara belutDalam proses terjadinya pertukaran genetik apapun yang akan melakukan suatu proses transfer maka sebagian saja materi geneti tersebut dari satu sel ke bagian sel lainnya sering disebut dengan meromiksis. Dapat diprediksi jika eksogenot yang mempunyai untai tunggal dari proses terjadinya transformasi akan secara otomatis terbungkus oleh sebuah protein seperti halnya sebuah protein yakni Rec-A pada bakteri yang berperan membantu eksogenot dalam proses menemukan suatu daerah yang komplementer pada endogenot, menginvasi pada ulir ganda, melakukan proses membuang pada salah satu untainya, dan juga mempunyai pasangan basa dengan yang memiliki untai yang bagian satunya lagi. baca juga cara memelihara ayamPada bagian untai yang akan dibuang dan disingkirkan secara enzimatik seiring dengan proses digantikannya untai-untai tersebut yang dilakukan oleh endogenot secara berpasang-pasangan basa yang homolog yakni sebuah fenomena / kejadian yang biasa dikenal sebagai proses migrasi cabang. Saat enzim-enzim menjalankan peranannya dalam proses memotong dan menyingkirkan bagian dari ujung-ujung yang dalam kondisi bebas yakni baik dari bagian donor ataupun dari bagian resipien dan pada ligase akan menyambungkan kembali pada bagian celah-celah yang sudah ada. Begitu eksogenot terjadi proses integrasi ke dalam bagian endogenot dan yang memiliki untai yang akan dibuang dan didegredasi, kemudian sel-sel itu tidak bisa lagi disebut dengan merozigot. Ukuran-ukuran dan konsentrasi pada DNA juga bisa menjadi faktor-faktor utama yang dapat berpengaruh pada proses efisiensi sebuah transformasi. baca juga cara memelihara ikan hiasJika sebuah eksogenot mempunyai kandungan sebuah sel endogenot, maka bagian dari ulir ganda yang memiliki sifat rekombinan yang diperoleh akan mempunyai kandungan satu ataupun lebih dari sebuah perpasangan antara basa yang salah dan biasa disebut dengan heterodupleks. Jika pada suatu sel-sel progeni yang akan menerima suatu alel yang baru , maka proses perbaikan mismatch sangat diperlukan dan harus terjadi suatu proses dengan cara melakukan pemotongan segmen-segmen pada untai endogenot dan bisa juga menggunakan untai eksogenot yang memiliki peran sebagai cetakan bagi yang akan proses terjadinya inkorporasi eksogenot ke dalam endogenot, maka sangat memerlukan suatu rekombinasi yang bersifat homolog, kemudian sel-sel donor dan sel-sel resipien pada umumnya berasal dari spesies-spesies yang memiliki sifat sama persis atau yang mempunyai kerabat saling berdekatan. Berjumlah Dua ataupun lebih dari gen-gen yang saling tertaut sangat erat kemungkinan terletak pada bagian potongan-potongan DNA yang mengalami transformasi yang bisa sama wujud dan bentuknya. Jika dari jumlah dua ataupun lebih suatu gen-gen yang terinkorporasi dengan cara bersama-sama ke dalam bagian dari endogenot, maka sel-sel resipien biasanya akan mengalami suatu proses yang disebut kotransformasi. baca juga cara budidaya terumbu karang2. TransduksiDefinisi dari transduksi adalah suatu proses terjadinya pemindahan materi genetik dari satu bagian sel-sel bakteri ke bagian sel-sel bakteri lainnya dengan menggunakan perantara yakni organisme-organisme lain seperti halnya bakteriofage atau populer dengan nama virus transduksi dibagi menjadi 2 tipe secara garis besar terspesialisasi dan umum. Dalam kedua tipe tersebut, suatu DNA dari bakteri yang diinkorporasi ke dalam sebuah genom pada virus matang kemudian akan melakukan proses menginfeksi inang dari sebuah bakteri yang lainnya. Pada saat terjadinya proses tersebut, sebuah bakteri DNA akan ditransfer ke bagian sel-sel resipien yang baru. Secara umum, fag itu sebisa mungkin harus tetap dalam keadaan dan kondisi yang cukup normal agar dapat melakukan proses menginfeksi sel-sel yang baru. baca juga fungsi hati dalam tubuh manusiaTransduksi terspesialisasi dapat terjadi apabila sebuah daerah yang spesifik yang terdapat pada kromosom suatu bakteri akan menjadi terintegrasi dengan sebuah partikel-partikel pada virus dewasa. Berikut ini ada empat karakteristik yang dapat membedakan antara transduksi terspesialisasi dan transduksi umum, yakni Gen-gen dari sebuah bakteri yang dapat dilakukan proses transduksi hanya yang terletak berdekatan dengan tempat-tempat profag terjadi proses ini, hanya melibatkan profag tipe alpha transduksi tersebut dapat terjadi dikarenakan dari sebuah eksisi yang kondisinya cacat ataupun defektif dilakukan oleh profag dari kromosom progeni yang memiliki sifat rekombinan kemungkinan diploid situs yang mempunyai tempat fag lambda yang berintegrasi menuju ke kromosom inangnya adalah di antara gen-gen yang membagi fermentasi galaktosa dan gen-gen yang membagi sintesis biotinnya. Pada bagian kepala fag hanya mampu menampung DNA dengan jumlah yang sangat terbatas, jadi apabila suatu profag melakukan proses berdeintegrasi secara tidak normal / abnormal dari suatu kromosom-kromosom inangnya yang akan membawa bebrapa jumlah DNA dari bakteri yang berfungsi sebagai pengganti untuk DNA-nya pada gen-gen galaktosa ataupun pada gen-gen biotin yang dapat dilakukan proses transduksi. Dengan demikian, maka pada semua fag lambda yang melakukan transduksi pada sebagian-sebagian genomnya sendiri yang memiliki sifat defektif dan juga tidak bisa melakukan replikasi dirinyan sendiri. baca juga fungsi hati dalam sistem pencernaanPada suatu fag lambda yang melakukan proses transduksi pada gen-gen galaktosa oleh karena itu disebut sebagai agal. Apabila sebuah sel galaktosa akan dilakukan proses infeksi oleh agal, maka integrasi oleh profag defektif yang sedang menuju ke dalam inang pada kromosom akan menghasilkan sebuah kromosom-kromosom yang memiliki sifat rekombinan diploid parsial. Eksisi yang menyimpang pada profag biasanya didefinisikan sebagai kejadian yang sangat jarang terjadi, sehingga proses transduksi yang sangat terbatas merupakan suatu peristiwa-peristiwa yang memiliki frekuensi rendah di alam. baca juga fungsi hati dalam sistem ekskresiNamun dengan demikian, proses terjadinya transduksi yang memiliki frekuensi tinggi akan dapat berlangsung pada keadaan-keadaan atupun kondisi-kondisi pada sebuah laboratorium. Apabila sebuah sel pada bakteri dilakukan proses infeksi yang bersifat ganda dengan menggunakan fag lambda wild type dan fag agal, maka fag wild type dapat menyediakan suatu fungsi dan peranan yang mungkin bisa hilang dari fag defektif, dan juga progeni pada sel-sel bakteri yang akan mengandung dua buah tipe yang berbeda dalam jumlah yang diprediksi akan sama saat digunakan untuk proses terjadinya transduksi, maka proses tersebut bisa juga dinamakan sebagai proses transduksi yang memiliki frekuensi tinggi. Dalam banyak kasus, mungkin diakibatkan oleh genomnya yang bersifat defektif, maka agal bisa gagal melakukan integrasi dalam proses menuju ke dalam kromosom pada inangnya dan kemudian dampaknya tidak dapat direplikasi. Dalam setiap proses pembelahan, mungkin hanya satu saja di antara kedua sel-sel progeni yang mempunyai kandungan genom fag defektif, oleh karena itu proses tersebut biasanya dinamakan sebagai proses transduksi abortif. baca juga fungsi enzim renin3. KonjugasiDefinisi dari proses konjugasi itu sendiri merupakan suatu proses pemindahan berbagai materi genetik yang secara langsung akan melalui dan melewati kontak sel dengan membentuk suatu struktur-struktur misalnya jembatan di antara dua buah sel pada bakteri yang saling berdekatan. Proses konjugasi pada umumnya akan terjadi pada suatu bakteri Gram negatif, seperti halnya Escherichia coli. baca juga fungsi asetilkolinPada proses konjugasi suatu bakteri akan melibatkan proses penyatuan yang bersifat sementara dari dua buah sel yang memiliki tipe perjodohan-perjodohan yang sangat berbeda, kemudian akan diikuti oleh proses transfer searah dengan sejumlah materi-materi genetik yang melewati sebuah jembatan yakni sitoplasmik dari sel-sel donor yang menuju ke dalam sel-sel resipien, dan selanjutnya akan terjadi proses perpisahan sel-sel tersebut yang biasanya dinamakan proses sebuah episom yang memiliki unsur-unsur genetik yang bersifat ekstrakromosomal sebagai sebuah molekul-molekul pada DNA sirkular yang sedang bereplikasi dengan cara otonom dari suatu kromosom-kromosom pada bakteri dan juga tidak mempunyai kemampuan untuk berintegrasi ke dalam sebuah kromosom-kromosom pada juga siklus hidup ascaris lumbricoidesdaur hidup fasciola hepaticaklasifikasi ubur uburklasifikasi landakdaur hidup bintang lautDapat diambil kesimpulan bahwa reproduksi bakteri secara garis besar dibagi menjadi 3 yakni transformasi, transduksi, dan konjugasi. Sampai disini dulu ya, pembahasan mengenai reproduksi bakteri. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Pertumbuhan Bakteri Pertumbuhan bakteri didefinisikan sebagai penambahan jumlah sel dan penambahan ukuran suatu sel dalam suatu populasi bakteri. Bakteri melakukan reproduksi dengan pembelahan biner, yaitu satu sel bakteri membelah menjadi dua bakteri, dua sel bakteri menjadi 4 sel bakteri dan seterusnya. Untuk mengamati pertumbuhan bakteri, sulit dilakukan hanya dengan mengamati satu sel bakteri karena ukurannya yang sangat kecil. Oleh karena itu untuk mengamati atau mengukur pertumbuhan bakteri dilakukan dengan mengamati atau mengukur perubahan populasi bakteri. Pengukuran pertumbuhan bakteri biasanya dilakukan dengan menumbuhkan bakteri di suatu media cair kemudian diukur tingkat kekeruhannya menggunakan suatu alat. Alat yang seringkali digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri adalah spektrofotometer. Pertumbuhan bakteri biasanya diplotkan sebagai logaritma antara jumlah sel dengan masa inkubasi dan menghasilkan sebuah kurva yang disebut dengan kurva pertumbuhan yang terbentuk, pertumbuhan bakteri dibedakan menjadi beberapa fase yaitu Gambar 1. Kurva pertumbuhan bakteri terbagi menjadi 4 fase yaitu fase lag, fase eksponensial, fase stationer dan fase kematian Selama fase lag ini, terlihat tidak terjadi penambahan massa atau jumlah sel bakteri. Pada fase lag bakteri mengalami adaptasi dari media lama ke media baru. Meskipun tidak terlihat penambahan massa, di fase log bakteri sudah memulai memproduksi komponen – komponen untuk pembelahan sel seperti sintesis ribosom dan organela lain serta melakukan recovery. Lamanya fase lag bervariasi, tergantung kondisi bakteri yang diinokulasikan ditumbuhkan dan tergantung kondisi media. Fase lag dapat berlangsung lama jika inoculum sebelumnya ditempatkan di refrigenerator atau komposisi media yang digunakan berbeda dengan media sebelumnya. Sebaliknya jika menggunakan inoculum yang fresh dan komposisi media sama dengan komposisi media sebelumnya maka fase lag dapat berlangsung singkat bahkan tidak mengalami fase lag. Fase eksponensial atau seringkali disebut dengan fase log adalah fase pertumbuhan bakteri dimana bakteri tumbuh dan membelah secara maksimal. Dalam kurva pertumbuhan terlihat terjadi penambahan biomassa bakteri secara eksponensial. Fase eksponensial atau fase log akan terus terjadi akan terus berlangsung jika nutrisi masih tersedia. Dalam fase eksponensial, kecepatan pertumbuhan bakteri berlangsung konstan. Kecepatan pertumbuhan populasi bakteri disebut dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah waktu yang digunakan oleh bakteri untuk membelah diri. Dengan kata lain, Waktu generasi adalah waktu yang digunakan oleh satu sel bakteri untuk membelah menjadi dua sel bakteri. Setiap spesies bakteri mempunyai waktu generasi yang berbeda beda, berikut contoh waktu generasi dari beberapa bakteri Gambar 2. Contoh waktu generasi dari beberapa bakteri, setiap spesies bakteri mempunyai waktu generasi yang berbeda-beda Dalam kurva pertumbuhan, fase stationer terlihat sebagai garis horizontal /datar. Garis horizontal / datar tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi penambahan biomassa bakteri karena jumlah sel yang membelah sama dengan jumlah sel yang mati. Fase stationer terjadi karena populasi yang tinggi dalam suatu media. Biasanya bakteri mencapai fase stationer jika telah mencapai kepadatan populasi 109 sel / ml. Selain karena kepasan populasi, fase stationer juga terjadi karena habisnya nutrisi dan oksigen O2 yang diperlukan bakteri untuk proses metabolisme. Dalam fase stationer ini, bakteri masih melakukan aktivitas memproduksi metabolit sekunder seperti antibiotik. 4. Fase kematian death fase Pada fase kematian, jumlah sel bakteri bakteri yang mengalami kematian lebih besar dari pada bakteri yang membelah. Kematian sel terjadi karena populasi bakteri yang padat, kekurangan nutrisi dan oksigen yang terjadi dalam fase stationer terus berlangsung serta adanya toxic dari sisa metabolisme. Reproduksi bakteri Bakteri memperbanyak diri atau melakukan reproduksi dengan pembelahan biner. Pembelahan biner berbeda dengan mitosis karena tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Dalam pembelahan biner, bakteri langsung membelah diri dari satu sel menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya. Selama melakukan reproduksi dengan pembelahan biner, bakteri selalu menghasilkan keturunan yang identik kecuali terjadi kesalahan dalam replikasi DNA. Kesalahan replikasi DNA saat pembelahan biner mengakibatkan terjadinya mutasi genetik sehingga keturunan yang dihasilkan pembelahan biner tidak identik DNA bakteri induk. Kemungkinan terjadinya mutasi genetik dalam reproduksi bakteri E coli pembelahan biner adalah 1/10 juta 1 x 10 -7. Namun karena dalam usus manusia terjadi 2 x 1010 reproduksi sel bakteri E coli baru, maka terdapat sel bakteri E coli 2 x 1010 x 1 x 10–7 yang mengalami mutasi genetik. Mutasi genetik tersebut menyebabkan terjadinya variasi dalam suatu populasi bakteri. Gambar 3. Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri Rekombinasi Genetik pada Bakteri Meskipun mutasi merupakan sumber utama terjadinya variasi dalam suatu populasi bakteri, rekombinasi genetik juga berperan dalam terjadinya variasi tersebut. Rekombinasi genetik adalah terjadinya kombinasi DNA yang berasal dari dua sumber yang berbeda. Rekombinasi genetik pada eukariotik terjadi saat meiosis dan fertilisasi zigot. Pada prokariotik, tidak terjadi meiosis dan fertilisasi zigot, namun terjadi tiga mekanisme rekombinasi genetik, yaitu Konjugasi adalah transfer materi genetik DNA antar dua bakteri secara langsung melalui suatu pili yang disebut dengan sex pili. Konjugasi pada bakteri terjadi secara one way, artinya satu bakteri memberikan materi genetiknya dan satu bakteri lainnya menerima materi genetik. Kemampuan bakteri untuk mendonorkan / memberikan DNA ke bakteri lain serta kemampuan membentuk sex pili ditentukan oleh suatu fragmen DNA yang disebut dengan F factor. F factor menyandikan kurang lebih 25 gen yang sebagian besar digunakan untuk membentuk sex pili. F factor dapat berupa plasmid atau merupakan fragmen dari DNA inti suatu bakteri. Gambar 4. Gambar skematis proses konjugasi pada bakteri Plasmid yang merupakan F factor disebut dengan F plasmid. Bakteri yang memiliki F plasmid disebut dengan sel F+ sedangkan bakteri yang tidak memiliki F plasmid disebut dengan sel F-. Sel F+ akan mentrasfer F plasmid ke sel F-. F plasmid terdiri dari double stranded DNA, sel F+ akan mentrasfer 1 strand DNA F plasmid melalui sex pili yang terbentuk. F factor dapat terintegrasi ke DNA kromosomal bakteri. Ketika F factor terintegrasi, DNA kromosomal bakteri dapat ditransfer melalui mekanisme konjugasi ke bakteri lain. Bakteri dengan F factor yang terintegrasi dalam DNA kromosomnya disebut dengan Hfr cell. Satu dari dua strand DNA kromosomal bakteri yang telah terintegrasi dengan F factor akan dikonjugasikan ke bakteri lain melewati sex pili. Sex pili akan terputus sebelum semua DNA kromosomal bakteri dikonjugasikan. Di dalam sel bakteri F-, DNA kromosomal bakteri yang homolog dengan DNA baru hasil konjugasi akan mengalami crossing over sehingga sel bakteri F- menjadi bakteri rekombinan yang mempunyai DNA kromosomal dari dua bakteri yang berbeda. Selain F plasmid, R plasmid yang merupakan plasmid pembawa gen ketahanan antibiotik. R plasmid juga di transfer / disebarkan ke bakteri lain melalui mekanisme konjugasi. Transformasi adalah peristiwa masuknya DNA asing k edalam DNA kromosom bakteri. Sel bakteri yang dapat menerima disebut dengan sel kompeten. Salah satu contoh tranformasi yang terjadi secara alami adalah pada bakteri Streptococcus pneumoniae. Ketika biakan bakteri Streptococcus pneumoniae non virulent dicampurkan dengan DNA dari Streptococcus pneumoniae virulent penyebab penyakit maka bakteri Streptococcus pneumoniae non virulent menjadi Streptococcus pneumoniae yang virulent. Transformasi pada bakteri fasilitasi oleh DNA- binding protein yang berada pada dinding sel. DNA- binding protein akan mengikat DNA yang terdapat pada media bakteri. Dengan mekanisme tertentu DNA kemudian ditransport ke sitoplasma dan diintegrasikan ke DNA kromosom bakteri. Gambar 5. Gambar skematis proses transformasi bakteri Transduksi adalah proses transfer materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain dengan perantara virus. Bakteriofag adalah virus yang dapat menyerang bakteri. Ketika menginfeksi suatu bakteri, bakteriofag akan melakukan replikasi genetik dan terkadang membawa gen dari bakteri inang. Namun juga terkadang terjadi suatu insiden yaitu bakteriofag mampu menginfeksi bakteri lain, memindahkankan materi genetik yang dibawa namun tidak mampu lagi memperbanyak diri. Ketika bakteriofag yang baru terbentuk, bakteriofag tersebut akan menginfeksi bakteri lain dan memasukkan materi genetiknya serta materi genetik bakteri yang dibawa tersebut ke sel host yang baru. Materi genetik bakteri tersebut kemudian akan menyatu dengan DNA kromosom host yang baru melalui mekanisme crossing over. Gambar 6. Gambar skematis transduksi pada bakteri Baca Juga Morfologi dan Struktur Bakteri Testcross dan Hukum Mendel II Gregor Mendel dan Hukum Segregasi Hukum Mendel I Pola Pewarisan yang Lebih Kompleks dari Hukum Mendel Kata kunci kurva pertumbuhan bakteri, waktu generasi bakteri, Pembelahan biner pada bakteri, Proses konjugasi pada bakteri,transduksi bakteri, transformasi bakteri
buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi