6 Sebagai pewaris Nabi. Sebagai pewaris Nabi, biasanya memiliki silsilah atau keturunan kuat dan hanya diketahui diantara sesama Mursyid, sehingga ilmu ini terjamin kesahihannya, selalu diturunkan antara mursyid yang satu dengan penerusnya dan itu dijamin tetap ada sepeninggal Nabi Muhammad SAW atau hingga akhir zaman. 7. Memiliki karomah. Ciriciri dan sifat ini jugalah yang dimiliki oleh Auliaullah. Auliaullah bersifat " Tidak takut dan tidak tahu berdukacita dalam diri mereka ". Islam yang lain, maka dalam suasan ini mereka ini dikenali dengan gelaran ULAMAULAMILIN yang mengambil tugas sebagai pewaris NABI Tetapi sebaliknya kalau ulama' risau kekurangan gajinya, bimbang Ciriciri Ulama pewaris para Nabi antara lain: 1. Khosy yatillah (takut kepada Alloh Swt). 2. Alim dan Fakih (berilmu dan mendalam ilmunya) 3. Mengamalkan ilmunya dan selalu siap mengambil resiko. 4. Tegas terhadap kebaikan dan berani menyampaikan kebenaran. 5. Istiqomah dalam segala hal. 6. Satunya kata dan perbuatan. SM Ramai yang kurang jelas mengenai ungkapan Ulama' Pewaris Nabi.Ada yang mengatakan bahawa yang dimaksudkan ialah mereka yang dikurniakan Allah kelebihan dalam memahami ilmu-ilmu agama dan beramal dengannya serta menyebarkannya semata-mata kerana Allah tanpa berasa takut kepada sesiapa. Tidak kurang juga yang beranggapan bahawa ulama CIRICIRI DAN SIFAT ULAMA PEWARIS NABI Didunia ini ulama dibagi menjadi 2 bagian: 1. Ulama su' (ulama yang jahat) 2. Ulama pewaris Nabi Sifat Ulama Su' (Ulama Yang Jahat) Ulama su' memiliki sifat cinta yang berlebihan terhadap kesenangan dunia. Ibnu Qudamah menjelaskan tentang mereka dengan mengucapkan: "Mereka adalah orang-orang yang Tentangpengertian ulama pewaris nabi, Imam Sofyan Tsaury Ra (ulama sufi yang juga ahli dalam bidang hadis) - berdasar pendapat para tabi'in Orang lain hanya dapat mengetahui tugas mereka, melalui ciri-ciri saja, melalui rukyah shalihah atau atau terbukanya mata hati bagi para murid mereka. Didalam kitab Thabaqatul Kubra-nya Syeh Abdul Ulamapewaris Nabi artinya menerima dari ulama-ulam a yang sholeh sebelumnya yang tersambung kepada Rasulullah shallallah u alaihi wasallam. Dalam perkara agama tidak ada hal yang baru. Kita justru harus berlaku jumud atau istiqomah sebagaiman a apa yang disampaika n oleh lisannya Rasulullah shallallah u alaihi wasallam. Salah satu ciri dalam 1Z8O. Alquran menyebutkan Ulama ada 2 x. Pertama Di dalam surah Fathir ayat 28 "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanNya hanyalah ulama". Ayat ini berbicara dalam konteks ajakan, untuk mempelajari, memperhatikan turunnya hujan dari langit beraneka ragamnya buah-buahan, gunung-gunung dan fenomena alam yang menjadi ayat-ayat Kauniah. Orang-orang yang memiliki pengetahuan di bidang itu adalah para ulama-ulama yang takut kepada Allah Swt. Yang kedua Di dalam surah as-Syu'ara ayat 197 "Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?". Ayat ini berbicara dalam konteks turunnya Alquran, yang dibawa oleh Jibril, yang disampaikan kepada Nabi MUHAMMAD Saw, dan kebenarannya diakui oleh ulama Bani Israil. Berdasarkan 2 ayat di atas dapat disimpulkan bahwa para ulama ialah orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas mencakup ayat-ayat Kauniah fenomena alam dan ayat Quraniah. Bila kita telusuri, kata ulama berasal dari ilmu, dan kata ilmu dan yang sejalan dengan makna ilmu berulang-ulang di dalam Alquran lebih 800 kali, ternyata ilmu yang terpuji di sisi Allah SWT. adalah ilmu yang dibarengi rasa Khasyyah takut kepada Allah SWT. dan tunduk kepada yang memberikan ilmu pengetahuan itu sendiri. Sejalan dengan ayat-ayat Alquran, Hadits-hadits Nabi SAW. banyak mereka orang yang bertambah ilmu tetapi tidak bertambah hidayah dan rasa takut kepada Allah. Ulama-ulama yang memiliki rasa Khasyyah takut kepada Allah SWT mereka itulah pewaris Nabi sekaligus sebagai benang merah antara cendikiawan dan ulama. Di dalam kitab AUNUL MA'BUD syarah SUNAN ABI DAUD, Juz 6 473. dijelaskan "Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham dan mereka hanya mewariskan ilmu,maka siapa-siapa yang mengambilnya berarti dia telah mengambil bahagian yang sempurna". Hadits ini shahih, dan Imam Turmuzi, Ibnu Majah juga meriwayatkan Hadits tersebut. maknanya diperkuat oleh Alquran surah Fathir ayat 32 "Kemudian Kami wariskan Alkitab kepada yang Kami pilih dari hamba-hamba Kami". Ciri-ciri Ulama Pewaris Nabi Bila kita telusuri di dalam Alquran akan kita jumpai beberapa tugas para Nabi, di antaranya 1. Menyampaikan "Wahai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmusurah al-Maidah ayat 67". 2. Menjalankan isi kandungan ayat-ayat Allah "Dan Kami turunkan Alkitab kepadamusurah an-Nahl ayat 44". 3. Memutuskan atau menyelesaikan persoalan yang Allah turunkan bersama mereka Alkitab dengan benar agar dapat memutuskan perkara yang diperselisihkanal-Baqarah ayat 213" 4. Menjadi contoh dan ikutan bagi umatnya"Sesungguhnya engkau berakhlak yang agungal-Qalam ayat 4". 5. Membimbing umat ke jalan yang benar "Sesungguhnya engkau pembimbing ke jalan yang lurusAzzukhruf ayat 52" sungguh teramat pentingnya kita mempunyai seorang pembimbing yg benar, yaitu Ulama warisyatulambya, oleh karena itu carilah mereka, belajarlah pada mereka, mengabdilah pada mereka, berjuanglah bersama mereka, niscaya keselamatan di dunia sampai akhirat nanti akan kita dapatkan...! Beberapa waktu ini, sebutan ulama kerap menghiasi pemberitaan di media; berjubah dan sorban dianggap ulama; follower banyak disebut ulama; sakti diangkat sebagai ulama, dan lain sebagainya. Padahal sangat jelas dalam hadits Nabi berbunyi para ulama adalah pewaris Nabi. Di samping itu masih minimnya pengetahuan masyarakat terkait siapakah yang pantas disebut ulama serta bagaimana ciri-cirinya, sehingga mereka terjebak dengan kemasan dan viralitas tokoh belaka. Pertanyaannya, seperti apakah ciri khas ulama pewaris Nabi? Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Abu Dawud disebutkan ุนูŽู†ู’ ูƒูŽุซููŠุฑู ุจู’ู†ู ู‚ูŽูŠู’ุณู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูู†ู’ุชู ุฌูŽุงู„ูุณู‹ุง ู…ูŽุนูŽ ุฃูŽุจููŠ ุงู„ุฏู‘ูŽุฑู’ุฏูŽุงุกู ูููŠ ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ุฏูู…ูŽุดู’ู‚ูŽ ููŽุฌูŽุงุกูŽู‡ู ุฑูŽุฌูู„ูŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽุจูŽุง ุงู„ุฏู‘ูŽุฑู’ุฏูŽุงุกู ุฅูู†ู‘ููŠ ุฌูุฆู’ุชููƒูŽ ู…ูู†ู’ ู…ูŽุฏููŠู†ูŽุฉู ุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู„ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู„ูุญูŽุฏููŠุซู ุจูŽู„ูŽุบูŽู†ููŠ ุฃูŽู†ู‘ูŽูƒูŽ ุชูุญูŽุฏู‘ูุซูู‡ู ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู…ูŽุง ุฌูุฆู’ุชู ู„ูุญูŽุงุฌูŽุฉู ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฅูู†ู‘ููŠ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ู…ูŽู†ู’ ุณูŽู„ูŽูƒูŽ ุทูŽุฑููŠู‚ู‹ุง ูŠูŽุทู’ู„ูุจู ูููŠู‡ู ุนูู„ู’ู…ู‹ุง ุณูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูู‡ู ุทูŽุฑููŠู‚ู‹ุง ู…ูู†ู’ ุทูุฑูู‚ู ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุฉูŽ ู„ูŽุชูŽุถูŽุนู ุฃูŽุฌู’ู†ูุญูŽุชูŽู‡ูŽุง ุฑูุถู‹ุง ู„ูุทูŽุงู„ูุจู ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูู…ูŽ ู„ูŽูŠูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ู„ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุงุชู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ูˆูŽุงู„ู’ุญููŠุชูŽุงู†ู ูููŠ ุฌูŽูˆู’ูู ุงู„ู’ู…ูŽุงุกู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ููŽุถู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽุงุจูุฏู ูƒูŽููŽุถู’ู„ู ุงู„ู’ู‚ูŽู…ูŽุฑู ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ุจูŽุฏู’ุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽุงุฆูุฑู ุงู„ู’ูƒูŽูˆูŽุงูƒูุจู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุฑูŽุซูŽุฉู ุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุกู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุกูŽ ู„ูŽู…ู’ ูŠููˆูŽุฑู‘ูุซููˆุง ุฏููŠู†ูŽุงุฑู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ุฏูุฑู’ู‡ูŽู…ู‹ุง ูˆูŽุฑู‘ูŽุซููˆุง ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ููŽู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽู‡ู ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุจูุญูŽุธู‘ู ูˆูŽุงููุฑู Artinya Diriwayatkan Katsir bin Qais, ia berkata, saya duduk beserta Abu Darda di masjid Damaskus, kemudian datang laki-laki dan berkata, wahai Abu Darda, saya dari kota Madinah mendatangimu karena ingin mendengar sebuah hadits yang engkau peroleh dari Rasulullah. Tidak ada kepentingan lainnya. Abu Darda pun berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda siapapun yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan membukakan jalan untuknya pintu surga, dan para malaikat meletakkan sayapnya karena rida kepada para penuntut ilmu, dan para penduduk langit bumi, ikan lautan akan memintakan ampunan untuknya, dan sesungguhnya keunggulan ahli ilmu atas ahli ibadah itu laksana keunggulan indahnya malam bulan purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi, sebab para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham. Mereka mewariskan ilmu. Siapa saja yang memungut ilmu itu, maka ia mendapatkan bagian yang sempurna. Di dalam Al-Qurโ€™an penyebutan ulama tertuang dalam Surat Fatir, 28 ูˆูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูˆูŽุงู„ุฏู‘ูŽูˆูŽุงุจู‘ู ูˆูŽุงู„ุฃู†ู’ุนูŽุงู…ู ู…ูุฎู’ุชูŽู„ูููŒ ุฃูŽู„ู’ูˆูŽุงู†ูู‡ู ูƒูŽุฐูŽู„ููƒูŽ ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูุจูŽุงุฏูู‡ู ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุนูŽุฒููŠุฒูŒ ุบูŽูููˆุฑูŒ Artinya Dan demikian pula di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Sedangkan dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ุฅู†ู…ุง ูŠุฎุดู‰ ุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุนุจุงุฏู‡ ุงู„ุนู„ู…ุงุก ุฃูŠ ุฅู†ู…ุง ูŠุฎุดุงู‡ ุญู‚ ุฎุดูŠุชู‡ ุงู„ุนู„ู…ุงุก ุงู„ุนุงุฑููˆู† ุจู‡ Artinya Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya itu hanyalah ulama maksudnya mereka yang sangat takut kepada Allah adalah ulama yang makrifat kepada Allah. Bila berpijak dari redaksi di atas, maka ciri khas ulama pewaris Nabi adalah mereka yang takut kepada Allah adalah mereka yang makrifat kepada Allah. Dikatakan pewaris, karena para ulama mewarisi ilmu para Nabi, bukan mewarisi materi berupa dirham maupun dinar. Ilmu dalam konteks ini adalah ilmu agama. Sekedar tambahan dari Kiai Mustafa Bisri, bahwa ulama selain memiliki ilmu agama yang luas, rasa takut kepada Allah, ia juga memiliki akhlakul karimah, sehingga memandang masyarakatnya dengan penuh kasih sayang yandzuruna bi ainirrahmah. Bukan membentak, membenci dan menjauhi mereka.

ciri ulama pewaris nabi