3 Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar : 3.1. Mengidentifikasi keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan di wilayah Nusantara. Indikator : · Mendeskripsikan karya seni rupa terapan di wilayah Nusantara sesuai dengan kehidupan sosial budayanya. · Mengklasifikasi fungsi seni terapan daerah masing-masing berdasarkan
Berikutadalah fungsi dari seni keramik yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. 1. Benda Terapan. Keramik sebagai sebuah hasil karya seni tidak hanya digunakan sebagai pajangan atau dekorasi saja. Salah satu jenis karya seni kriya ini dibuat dengan lebih mengutamakan kegunaannya sebagai benda yang bisa dipakai.
Setelahmempelajari Bab 3 tentang seni musik tradisional dan musik. modern, diharapkan kamu mampu melakukan hal berikut. • Memahami musik kreasi berdasarkan jenis dan fungsi, secara spesifik. kamu dapat: --. Menjelaskan konsep musik dalam pendidikan. --. Menemukan definisi musik yang tepat sesuai dengan konsep dan.
Senirupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa juga diartikan sebagai hasil ciptaan kualitas, hasil, ekspresi, atau alam keindahan atau segala hal yang melebihi keasliannya serta klasifikasi objek terhadap terhadap kriteria tertentu yang diciptakan menjadin suatustruktur sehingga dapat dinikmati menggunakan
Senirupa modern yang berkembang di Eropa sejak awal abad ke-19 pengaruhnya masuk ke Indonesia pada awal abad ke-20. Adalah Raden Saleh seorang anak bangsa yang telah belajar seni lukis dan mengembara di Eropa selama kurang lebih 20 tahun pulang ke Indonesia dengan membawa gaya dan teknik melukis yang diperoleh di Eropa. Tergolong karya
OneThowimmaKeanekaragaman karya seni rupa terapan Nusantara dibedakan menurut (1) adat istiadat, (2) budaya masyarakat setempat, (3) Negara kepulauan, (4) sifat kemaritiman, (5) Negara agraris. Dari hal yang membedakan karya seni rupa terapan di atas, dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa ragam, yaitu: jenis karya, teknik pembuatan, fungsi, dan makna karya seni rupa terapan.
1 Seni yang lebih mengkhususkan pada bidang perencanaan suatu hasil karya seni adalah . a. seni grafis b. seni kriya c. seni lukis d. seni desain 2. Kayu, batu, fiber adalah bahan- bahan yang sering digunakan untuk membuat karya . a. seni lukis b. seni patung c. seni grafis d. seni desian 3.
QuUyyqj. Jawabannya seperti ini ya temen-temen Keanekaragaman karya seni rupa terapan Nusantara dibedakan menurut 1adat istiadat, 2 budaya masyarakat setempat, 3 Negara kepulauan,4 sifat kemaritiman, 5 Negara agraris. Dari hal yang membedakankarya seni rupa terapan di atas, dapat dikelompokkan lagi menjadibeberapa ragam, yaitu jenis karya, teknik pembuatan, fungsi, dan maknakarya seni rupa terapan. Terima kasih atas bantuannya ya teman-teman, silahkan bantu share website ini ke temen-temenmu yang lain juga ya
ADVERTISEMENT CONTINUE READING BELOW Seni Rupa Terapan Nusantara A. Mengidentifikasi Jenis Seni Rupa Terapan Nusantara Untuk mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan Nusantara, mari kita lihat penjabaran berikut ini 1. Bentuk dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara a. Pengertian Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya dengan media yang mempunyai rupa atau wujud yang bisa ditangkap dengan indera penglihatan dan dapat dirasakan dengan indera peraba. Karya-karya seni rupa diciptakan dengan cara mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Karya seni rupa terapan Nusantara adalah segala macam bentuk karya seni rupa yang memiliki fungsi praktis dan estetis yang berada di wilayah Nusantara. b. Ragam Seni Rupa Terapan Nusantara Keanekaragaman karya seni rupa terapan Nusantara dibedakan menurut 1 adat istiadat, 2 budaya masyarakat setempat, 3 Negara kepulauan, 4 sifat kemaritiman, 5 Negara agraris. Dari hal yang membedakan karya seni rupa terapan di atas, dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa ragam, yaitu jenis karya, teknik pembuatan, fungsi, dan makna karya seni rupa terapan. 2. Fungsi, Jenis, dan Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Karya seni rupa terapan Nusantara memiliki fungsi sebagai pemenuhan kebutuhan yang sifatnya praktis dan estetis. Jadi karya seni yang diciptakan tidak hanya mutu seninya saja, namun juga mengutamakan fungsi pakai. Contoh karya seni rupa yang sifatnya praktis antara lain meja, kursi, almari, dan lain-lain. Sedangkan contoh lain karya seni rupa yang sifatnya estetis yaitu patung, relief, lukisan, dan lain-lain. Namun jika karya terapan harus memiliki dua fungsi, yakni fungsi praktis dan estetis, Jadi tidak bisa dipilah-pilah antara kegunaan dan keindahannya, harus satu kesatuan yakni berguna dan estetis. 3. Makna Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Sangat beragamnya suku dan adat-istiadat menyebabkan keragaman makna yang terdapat pada setiap karya yang dihasilkan. Setiap karya seni rupa yang berkembang di daerah di Indonesia memiliki simbol atau makna yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang berkembang dalam kehidupan masyarakatnya. Sebagai contoh tentang makna simbolis warna, terdapat beragam warna dengan simbol-simbol tertentu. Seperti warna merah yang melambangkan keberanian atau kejantanan, warna kuning melambangkan keceriaan, warna putih melambangkan kesucian, warna hijau melambangkan kedamaian. Contoh lainnya adalah makna dari bentuk, semisal adalah patung pada masyarakat Jawa yang melambangkan keharmonisan dalam rumah tangga. 4. Ciri-Ciri Khusus Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Ciri khusus dari bentuk karya seni rupa trepan Nusantara dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Mari kita pelajari satu-persatu. Sebelum kita mempelajari lebih jauh, ada baiknya kita melihat tentang pengertian desain, karena semua benda dan bangunan yang dibutuhkan dan dipakai merupakan karya seni desain. a. Desain Bangunan Rumah Desain rumah dapat mencirikan atau menunjukkan cirri khas dari suku atau masyarakat tertentu. Kita dapat melihat ciri khas itu mulai dari atapnya, ragam hiasnya, bentuknya, dan bahan baku pembuatannya. Sebagai contohnya jika kita melihat rumah adat daerah Minangkabau, Toraja, dan Batak yang semuanya mempunyai karakter atap meruncing lonti. Berbeda dengan rumah adat di Jawa yang lebih memiliki bentuk mendatar atau horizontal. Begitu pula dengan rumah adat yang lainnya, yang memiliki keunikan tersenderi yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut. b. Desain bangunan tempat ibadah Bentuk bangunan berupa tempat ibadah masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri. Biasanya sturktur utama pada setiap bangunan tempat ibadah masih mengikuti struktur umumnya, seperti adanya kubah untuh masjid, menara untuk gereja, candi bentar candi yang dibagi menjadi dua dan digunakan sebagai pintu masuk atau gerbang pada pure dan lain sebagainya. Namun terdapat pula tempat ibadah yang menonjolkan ciri khas suatu daerah dan diakulturasikan atau dikawinkan dengan struktur utama bangunan tempat ibadah. c. Desain alat transportasi Alat trasnsportasi di setiap daerah memiliki desain dan keunikan tersendiri. Seperti contohnya andong, becak, sepada ontel, dan lain sebagainya. d. Kriya Nusantara 1. Kriya Tekstil a. Batik Batik merupakan seni kriya Nusantara yang menjadi tradisi sejak dahulu. Kain batik sangat dekat kaitannya dengan masyarakat Indonesia, sejak lahir hingga meninggal, dari anak-anak sampai orang tua, dari pakaian sehari-hari hingga pakaian resmi semuanya lekat dengan batik. Prinsip utama dalam membatik adalah teknik tutup celup. Bagian kain tertentu ditutup dengan lilin dengan menggunakan canting untuk merintangkan warna. Terdapat beberapa teknik dalam membatik, diantaranya batik tulis, batik cap, batik cetak, batik celup/ikat/jumput, dan batik lukis. Saat ini, batik tidak hanya diaplikasikan pada kain mori, namun dapat diaplikasikan pada bahan lain seperti kayu, kain sutra, kulit, dan lain sebagainya. b. Tenun Sandang merupakan kebutuhan pokok manusia selain pangan dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, diperlukan produksi kain fungsional yang nyaman dipakai dan bernilai estetik. Tenun yang terkenal di Indonesia dibuat dengan alat tenun bukan mesin ATBM, hal inilah yang membuat tenun susah didapat karena pengerjaannya manual dan sangat lama dalam pengerjaannya. Pusat kriya tenun di Indonesia menyebar dari pulau Jawa, bali, Sumatara, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Adapun jenis kriya yang dihasilkan adalah tenun ikat dan kain songket. Istilah ikat diguakan untuk nama tenun yang belum ditenun menjadi kain, helaian benang diikat dann dicelup ke dalam pewarana. Pada beberapa daerah di wilayah Nusantara terdapatkesamaan teknik namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi cirri khas dari suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan Sumbawa. c. Bordir Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di samping batik, penerapan motif atau ragam hias pada pakain dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama dengan dari bordir adalah sulam. 1. Kriya Anyaman Salah satu karya seni kriya adalah anyaman. Bahan yang banyak digunakan dalam membuat anyaman antara lain adalah bambu dan rotan, kemudian berkembang sesuai dengan ide dan kreativitas masyarakat, seperti digunakannya ilalang, enceng gondok, dan lain sebagainya. Di pulai Jawa anyaman banyak menggunakan bambu karena tanaman ini banyak tumbuh dan berkembang. Adapun ragam jenis bambu, antara lain apus, petung, ori, kuning, dan wulung. Berbeda dengan di daerah kepulauan lain di Nusantara. Seperti di Kalimantan yang banyak memproduksi anyaman dengan bahan rotan. Hal ini tidak lain arena Kalimantan merupakan penghasil rotan terbesar di Indonesia. 2. Kriya Keramik Keberadaan keramik di kawasan Nusantara sangat beragam, keramik juga merupakan seni yang sudah ada sejak zaman prasejarah. Keramik terbentuk dari bahan tanah liat, dan dapat dibentuk dalam beberapa teknik, diantaranya teknik cetak tekan press moulding, teknik lempeng slabing, teknik pilin coiling, dan teknik pijit pinching. Keramik memiliki banyak fungsi, mulai dari keramik yang berfungsi sebagai tempat atau wadah, seperti cangkir, piring, teko, gelas, dan vas bunga. Sampai pada jenis yang fungsinya hanya sebagai hiasan, seperti beragam bentuk guci dan lain sebagainya. Setiap daerah yang memproduksi keramik memiliki karakter dan keunikan tersendiri. Adapun daerah penghasil keramik terkenal di Indonesia antara lain, Plered Purwakarta, Sitiwinangun Cirebon-Jawa Barat, Purwokerto Jawa Tengah, Kasongan Yogyakarta, dan Dinoyo Malang-Jawa Timur. 3. Kriya Ukiran Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber alam melimpah yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai searana kebutuhan hidup manusia. Seperti tersedianya beragam hasil hutan semacam kayu jati, mahoni, candana, dan kayu hitam yang dapat digunakan sebagai media untuk berkarya seni. Salah satu teknik yang dapat diaplikasikan pada media seperti kayu adalah mengukir atau memahat. Topeng, wayang golek, patung, meja, kursi dan almari merupakan contoh karya ukiran/pahat. Daerah Jepara,Papua dan Bali merupakan daerah yang dikenal memproduksi kriya ukiran yang berkualitas. 4. Kriya Logam Dalam sejarah perkembangan seni rupa nusantara, terdapat zaman perunggu. Pada zaman ini, nenek moyang kita sudah menguasai teknik mengecor dengan sangat baik, yang menghasilkan beragam benda seni yang indah seperti nekara, moko dan kapak perunggu. karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor mencetak yang dikenal dengan 2 teknik mencetak a. Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisa digunakan berulang-ulang b. Acire Perdue, ialah teknik mengecor yang hanya satu kali pakai tidak bisa diulang Prinsip mengecor adalah mengisi cetakan yang sudah dibuat sesuai dengan benda yang dikehendaki dengan logam yang dididihkan. Perunggu, perak, kuningan, tembaga dan emas merupakan bahan umum dalam kriya logam. 5. Latar Belakang Penciptaan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Latar belakang penciptaan karya seni rupa terapan Nusantara dapat dibagi menjadi beberapa unsur, antara lain a. Unsur ekonomi Faktor ekonomi sangat mendukung penciptaan karya seni rupa terapan di Indonesia, misalnya urusan perdagangan dan galeri. b. Unsur ekspresi diri Unsur ekspresi diri sangat menentukan penciptaan karya seni, karena dengan ungkapan emosional si pembuat karya, maka terwujudlah suatu karya seni yang menarik. c. Unsur eksperimen Daya pikir manusia semakin lama semakin berkembang akan mendorong manusia untuk mencoba membuat karya yang baru. d. Unsur religi atau keagamaan Unsur keagamaan juga turut melatarbelakangi penciptaan karya seni rupa terapan Nusantara. Karya seni yang dibuat merupakan sesuatu yang sakral dan mengikuti pakem tertentu, jadi tidak boleh sembarangan jika membuat karya tersebut. Sebagai contoh pada upacara ngaben di Bali. e. Unsur aktualisasi diri Unsur aktualisasi sangat penting dalam penciptaan karya. Karena dengan aktualisasi diri, si pembuat karya akan menampilkan jati dirinya dalam karya yang dibuat. Setelah kita mempelajari berbagai hal tentang ciri-ciri khusus seni rupa terapan Nusantara, mari kita pelajari tentang ragam hias yang terdapat di Indonesia. Karena dari ragam hias tersebut kita mampu mengidentifikasi masing-masing keunikan dan ciri khasnya. 1. Pengertian Ragam Hias Indonesia adalah negara yang kaya dengan ragam hias. hampir di setiap produk budayanya menggunakan ragam hias. Untuk lebih memahami tentang ragam hias Nusantara, mari kita pelajari unsur-unsur dari ragam hias di Nusantara. Pola Hias merupakan unsur dasar yang yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang suatu hiasan. Sedangkan, Motif Hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam perwujudan ragam hias, meliputi segala bentuk alami ciptaan Tuhan seperti manusia, binatang, tumbuhan, gunung, batuan, air, awan dan lainnya serta hasil kreasi manusia. Jadi, Ragam Hias adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan kaidah-kaidah tertentu pada suatu bidang atau ruang sehingga menghasilkan bentuk yang indah. 2. Motif Dasar Ragam Has Indonesia Pada dasarnya jenis motif atau corak nusantara, menggunakan motif atau corak dasar yang sama. Semula ornamen-ornamen tersebut berupa garis, seperti garis lurus, garis patah-patah, garis miring, garis sejajar, garis lengkung, lingkaran dan sebagainya, yang kemudian berkembang menjadi bermacam-macam bentuk yang beraneka ragam. Dalam penggunaannya corak ornamen tersebut ada yang berupa satu motif, dua motif atau lebih, pengulangan motif, kombinasi motif, dan ada pula yang disebut “distalasi” atau digayakan. Keberagaman suku bangsa di Indonesia menciptakan berbagai corak budaya seni rupa yang berbeda-beda. Diantara sekian banyak hasil budaya yang khas dari Indonesia adalah ragam hiasnya. Untuk itu mari kita mengidentifikasi ragam hias Nusantara sebagai bentuk budaya khas Indonesia. 1. Kawung di dalam bahasa Sunda berarti arena tau kolang-kaling. Karena itu ragam hias kawung memiliki bentuk menyerupai buah aren yang dipotong melintang sehingga kelihatan empat biji aren. Ragam hias ini telah ada sejak zaman nenek moyang kita, terbukti dengan digunakannya pada hiasan patung-patung candi Hindu di Jawa. 2. Tumpal yaitu ragam hias tradisional Nusantara yang memiliki bentuk dasar segitiga sama kaki. Ragam hias ini dapat ditemukan di hiasan-hiasan candi di Indonesia, serta terdapat juga pada ukuran-ukiran kayu, dan lain-lain. 3. Ragam hias Swastika sudah dikenal pada zaman logam atau zaman perunggu, hal ini dikarenakan banyak ditemukan kerajinan dari bahan perunggu. Swastika merupakan bentuk lain dari meander dan pilin. Ragam hias ini hampir menyebar di seluruh wilayah Nusantara. 4. Pilin adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf S. Dalam variasinya juga berbentuk SS pilin ganda. 5. Meander adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf T. Dalam perkembangannya, ragam hias ini memunculkan ragam hias swastika. 6. Tempet adalah ragam hias yang berbentuk ceplok berulang-ulang. Bentuk ragam hias ini dapat ditemukan di badan-badan candi di seluruh wilayah Nusantara. Ceplok sendiri pada awalnya merupakan motif yang terdapat pada tutup gelas yang bermotif bunga mawar, namun dalam perkembangannya ceplok lebih pada penggambaran kuncup bunga yang sedang mekar. 7. Pohon Hayat berarti pohon kehidupan yang memiliki makna kesuburan dan kehidupan. Ragam hias ini berkembang pesat pada masa masuknya agama Islam dengan bentuk sulur-sulur pohon yang merambat. 8. Lar, dalam bahasa Jawa berarti sayap. Bentuk ini merupakan penyederhanaan ragam hias garuda. Di Jawa dimaknai sebagai simbol kekuasaan. Pada masa terdahulu, penggunaanya hanya dikhususkan pada kalangan bangsawan dan kerabat keraton. 9. Binatang sering menjadi inspirasi dalam menciptakan ragam hias. Pada relief candi Borobudur terdapat ragam hias gajah, sedangkan di Bali banyak dijumpai ukiran berbentuk singa bersayap. Demikian pula dengan benda-benda seni Nusantra lainnya yang memakai binatang sebagai ragam hias. B. Menampilkan Sikap Apresiatif Terhadap Keunikan Gagasan dan Teknik Dalam Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Setelah kita mempelajari tentang mengidentifikasi karya seni rupa terapan Nusantara, sekarang mari kita menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan Nusantara. Pertama-tama kita harus mengerti dan memahami tentang arti apresiasi. Bagaimana kita mengapresiasi?, apa saja lingkup apresiasi?, aspek-aspek apa saja yang yang harus ada dalam mengapresiasi? nah, mari kita pelajari satu-persatu. 1. Ruang Lingkup Apresiasi Apresiasi berasal dari bahasa Inggris appreciate yang artinya menilai atau menghargai. Dengan kata lain, apresiasi adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya, serta penghargaan terhadap sesuatu. Apresiasi memiliki tiga tingkatan, yaitu 1 apresiasi empatik, 2 apresiasi estetis, dan 3 apresiasi kritis. Berikut adalah penjabaran masing-masing, antara lain a. Apresiasi empatik adalah jenis apresiasi yang menilai baik dan kurang baiknya suatu karya seni berdasarkan pengamatan indrawi saja. b. Apresiasi estetis adalah apresiasi yang menilai keindahan suatu karya seni dengan melakukan pengamatan dan perasaan yang mendalam. c. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang tajam dalam menganalisa suatu karya seni. Jadi, apresiasi jenis ini lebih menyeluruh dalam menilai karya, sehingga penilaian lebih jelas dan terurai. Sebagai tahap pembelajaran dalam menilai mengapresiasi suatu karya, kita harus menilai karya tersebut secara utuh. Kita juga perlu menganalisa bagian per bagian dari karya itu, adapun aspek yang harus ada dalam apresiasi karya adalah a. Ide dan Gagasan Semua hasil karya seni merupakan dorongan dari hasil aktivitas, perenungan, pencarian, dan pemikiran-pemikiran dalam melahirkan sesuatu yang baru dan orisinil. b. Kreativitas Realisasi dari ide dan gagasan akan membentuk kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengolah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru yang sifatnya sama sekali berbeda dengan yang sebelumnya. c. Gaya perorangan atau ekspresi Karya seseorang tentunya berbeda dengan karya orang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pendapatnya, pengalaman batin, perenungan, pemahaman, pengalaman, dan filosofi dalam berkarya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya gaya perseorangan dalam berkarya seni. 2. Ragam Keunikan Gagasan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Ragam keunikan gagasan karya seni rupa terapan daerah, dapat menjadi inspirasi terciptanya hasil karya seni rupa terpan daerah di Indonesia. Ragam keunikan gagasan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu a. Objek Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Objek karya seni merupakan pokok sasaran penggambaran. Sebagai contoh objek manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda lainnya. b. Tema Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Tema karya seni rupa rupa daerah Nusantara diilhami oleh pengalaman yang ada di dlam atau di luar lingkungan pencipta karya. c. Makna Simbolik Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Makna Simbolik adalah makna yang terkandung dalam suatu karya seni. Setiap karya seni memiliki makna simbolik berbeda-beda. makna simbolik dapat berupa warna atau bentuk. Contohnya adalah warna merah melambangkan keberanian, warna putih melambangkan kesucian atau kebersihan, dan lain-lain. 3. Ragam Keunikan Teknik Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Teknik Karya Seni Rupa Terapan Nusantara seangat beragam. Banyak diantaranya yang sering kita dengar dan lihat di sekitar lingkungan kita. Beberapa diantaranya seperti memahat, mengecor, mengukir dan lain-lain. Untuk lebih memahami tentang keunikan teknik dalam karya seni rupa Nusantara, mari kita bahas satu per satu. a. Teknik Pahat adalah teknik mengurangi bahan sedikit demi sedikit dengan menggunakan alat pahat. Contohnya pembuatan patung, relief, dan ukir b. Teknik Butsir adalah mengurangi dan menambah bahan hingga mendapat bentuk yang diinginkan. Contohnya pembuatan keramik c. Teknik Sapuan adalah teknik membuat karya seni rupa dengan menyapukan kuas ke dalam karya. Contoh pembuatan lukisan. d. Teknik Cor adalah teknik membuat karya seni dengan membuat cetakan dan kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan lain sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan Contohnya pembuatan patung. e. Teknik Las adalah teknik membuat karya seni dengan menggabungkan satu bahan dengan bahan yang lainnya. f. Teknik Konstruksi adalah teknik menggabungkan / menyusun bahan satu dengan bahan yang lainnya. Misalnya rumah, candi dan bangunan lainnya. g. Teknik Cetak adalah teknik menciptakan karya seni dengan membuat mal cetakan terlebih dahulu. Misalnya, pembuatan keramik atau patung. h. Teknik Tatah pada prinsipnya sama seperti teknik pahat, yaitu mengurangi bahan berupa batu, kayu, atau bahan yang lain, sehingga menghasilkan bahan baru. Misalnya, pembuatan ukiran, relief, dan patung.
Seni rupa daerah adalah karya seni yang ada di berbagai daerah Indonesia. Seni rupa daerah diturunkan turun-temurun oleh masyarakat. Sehingga seni rupa daerah adalah seni tradisional yang perlu dilestarikan. Berdasarkan media penciptanya, seni rupa daerah dibedakan menjadi media gerak, media suara, dan media penglihatan visual. Proses penciptaan ini juga dipengaruhi selera penciptanya. Individu atau kelompok memiliki selera yang berbeda hingga mendorong apresiasi seni. Setiap seniman memiliki selera berbeda. Contohnya saja faktor alam, lingkungan, dan masyarakat sekeliling. Faktor ini membuat proses karya seni seperti lukisan, lagu, tarian, dan sastra bisa berbeda. Hasilnya karya seni beragam, memiliki estetika, dan keunikan sendiri. Ciri-ciri Karya Seni Rupa Daerah Seni rupa daerah memiliki ciri lain yang berbeda dari seni rupa modern. Seni rupa daerah ini memiliki ciri khas sesuai budaya daerah asal. Berikut tiga ciri-ciri karya seni rupa daerah Sifatnya Kedaerahan Budaya dan latar belakang sejarah mempengaruhi seni rupa daerah. Karya seni rupa ini memiliki makna dan simbol yang berhubungan dengan adat, budaya, dan kebutuhan masyarakat. Beberapa seni rupa daerah menggunakan bahan alami dari lingkungan. Corak dan motif dipengaruhi oleh tempat suatu daerah. Contohnya saja kain dan batik khas di wilayah Indonesia. Contoh Karya Seni Rupa Tradisional Mengutip dari seni tradisional berasal dari suku dan abangsa tertentu. Karya seni ini mengandung nilai estetika dan berpegang pada tradisi. Beberapa daerah memiliki seni tradisional yang berbeda atau ada kemiripan. Selain tradisi kondisi geografi juga mempengaruhi. Berikut contoh karya seni rupa tradisional 1. Seni Rupa Di Indonesia seni rupa tradisional mengalami perkembangan. Seni rupa ini menggunakan media seperti cat warna, garis, dan bentuk. Benda-benda bernilai seni tradisional tersebar di Indonesia. Contoh karya seni rupa tradisional yaitu kapak genggam, tembikar, lukisan, gelang, dan kalung. 2. Seni Tari Indonesia memiliki keragaman budaya di berbagai tempat. Seni tari termasuk cabang karya seni rupa tradisional. Di Indonesia, seni tari tradisional ditampilkan dalam pertunjukan seni dan budaya. Tari tradisional menggunakan musik, gerakan, dan kekompakan penari. Contoh seni tari tradisional yaitu tari Seudati Aceh, tari Kecak Bali, dan tari Topeng Jakarta. 3. Seni Musik Seni musik menggunakan media bunyi dan suara. Musik daerah Indonesia umumnya menggunakan bahasa daerah. Selain itu musik daerah menggunakan alat musik tradisional seperti suling, angklung, gendang, dan lainnya. Contoh seni musik tradisional yaitu keroncong Jakarta, Gong Luang Bali, dan Sasando NTT. 4. Seni Sastra Karya seni sastra di Indonesia berbentuk tulisan dan cerita. Seni sastra menyajikan keindahan tutur dan bahasa. Seni sastra tradisional untuk menyampaikan makna tertentu yang dilestarikan. Contoh seni sastra yaitu legenda, fabel, mitos, hikayat, dan lainnya. 5. Seni Teater Cabang seni tradisional di Indonesia selanjutnya adalah seni teater. Pertunjukan seni ini disesuaikan dengan adat istiadat setempat. Teater tradisional menggunakan bahasa, gerakan, dan kata menarik. Contoh seni teater tradisional yaitu ludruk dan lenong.
Daftar Isi Pengertian Karya Seni Rupa Daerah Ciri-ciri Umum Karya Seni Rupa Daerah 1. Bersifat Kedaerahan 2. Dipengaruhi Budaya dan Latar Belakang Sejarah suatu Wilayah 3. Corak dan Motif yang Dipengaruhi Geografi Daerah Fungsi Karya Seni Rupa Daerah 1. Seni Rupa Murni Fine Art 2. Seni Rupa Applied Art Wujud Seni Rupa Daerah a. Seni Rupa Dua Dimensi b. Seni Rupa Tiga Dimensi Bentuk Seni Rupa Daerah a. Seni Lukis Daerah - Seni Lukis Kamasan dari Bali - Seni Lukis Kaca Cirebon b. Seni Patung Daerah c. Seni Kriya - Pernahkah detikers keliru dan menduga karya seni biasa sama dengan seni rupa daerah? Padahal, seni rupa daerah memiliki ciri umum yang membedakannya dengan seni rupa lain. Ingin mengetahui lebih lanjut? Berikut akan disebutkan ciri-ciri umum karya seni rupa daerah!Pengertian Karya Seni Rupa DaerahMenurut Nidaul Janah dalam buku Mandiri Belajar Tematik SD/MI Kelas 5 Semester 2, seni rupa daerah adalah seni rupa yang terdapat di berbagai daerah Indonesia. Seni rupa daerah bisa juga disebut seni rupa tradisional karena pengerjaannya dilakukan di daerah secara turun seni rupa yang ada di dunia selalu memiliki ciri-cirinya sendiri, termasuk karya seni rupa daerah. Ciri-ciri inilah yang membedakannya dengan kesenian lagi. Berikut akan disebutkan ciri-ciri umum karya seni rupa daerah 1. Bersifat KedaerahanFoto dok. Balai Besar Kerajinan dan Batik KemenperinDalam hal ini, seni rupa daerah berarti memiliki sifat-sifat dari daerah asalnya yang mungkin tidak kita sadari lebih dalam. Sifat-sifat kedaerahan ini yang membedakan seni rupa dari suatu daerah dengan daerah Dipengaruhi Budaya dan Latar Belakang Sejarah suatu WilayahFoto dok. Dinas Kebudayaan Provinsi BaliSeni rupa daerah seringkali digunakan untuk upacara adat, agama, atau kebutuhan sehari-hari. Dengan kata lain, setiap seni rupa daerah mengandung simbol-simbol yang Corak dan Motif yang Dipengaruhi Geografi DaerahFoto Rachman HaryantoCorak dan motifnya dipengaruhi oleh kondisi fisik atau geografi suatu daerah, juga oleh corak seni tradisional masyarakat Karya Seni Rupa DaerahAda sejumlah seni fungsi yang diberikan karya seni rupa daerah. Fungsi-fungsi ini akhirnya membagi seni rupa daerah menjadi dua kelompok, yaitu1. Seni Rupa Murni Fine ArtSeni rupa murni adalah karya seni yang hanya dinikmati dan dinilai keindahannya sehingga bertujuan atau berfungsi untuk memenuhi kebutuhan batin. Seni rupa murni banyak ditemukan di cabang seni grafika, seni lukis, dan seni Seni Rupa Applied ArtSeni rupa merupakan seni yang memiliki nilai kegunaan sekaligus memiliki nilai seni. Karya seni applied art berfungsi dalam memenuhi kebutuhan praktis atau sehari-hari secara Seni Rupa DaerahBerikut ini wujud seni rupa daerah yang adaa. Seni Rupa Dua DimensiWujud seni rupa daerah yang pertama adalah seni rupa dua dimensi. Seni rupa dua dimensi adalah karya seni yang memiliki dua ukuran dan tidak memiliki ruang atau unsur ketebalan, yaitu panjang dan lebar saja. Contoh dari seni rupa dua dimensi ada karya seni tekstil dan Seni Rupa Tiga DimensiWujud selanjutnya adalah seni rupa tiga dimensi. Seni rupa tiga dimensi merupakan karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh dari seni rupa tiga dimensi ada seni anyaman, seni keramik, dan seni Seni Rupa DaerahBila sebelumnya membahas wujud seni rupa daerah yang dibagi menjadi dua dimensi dan tiga dimensi, kini akan dibahas contoh-contoh atau bentuk dari seni rupa. Berikut ini bentuknyaa. Seni Lukis DaerahSeni lukis adalah seni yang menggambarkan objek-objek berupa pemandangan alam, tumbuhan, binatang, manusia, atau benda di alam untuk menimbulkan atau menunjukkan rasa keindahan dari objek yang digambar. Seni lukis daerah biasanya mengandung nilai budaya yang berkembang di suatu daerah, contohnya- Seni Lukis Kamasan dari BaliKamasan adalah sebuah desa di Kabupaten Klungkung yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pelukis. Seni lukis Kamasan biasanya bertema kisah pewayangan, kehidupan bangsawan, dan dongeng Seni Lukis Kaca CirebonContoh selanjutnya ada seni lukis kaca. Seni lukis ini dibuat dengan cara terbalik menggunakan media kaca. Sketsa dibuat pada kertas yang ditempel ke kaca, lalu bagian sebaliknya menggunakan kuas. Tema yang diangkat dalam lukis kaca adalah wayang dan Seni Patung DaerahBentuk seni rupa daerah selanjutnya adalah seni patung daerah. Seni patung adalah seni membentuk manusia atau binatang dengan bahan yang lunak atau bahan keras. Patung dari bahan lunak dibuat dengan teknik membentuk, sedangkan patung dari bahan keras dibuat dengan teknik meraut atau satu contoh patung tradisional adalah patung Asmat yang dibuat oleh Suku Asmat dan tinggal di Pulau Papua. Masyarakat suku Asmat biasanya menggunakan kayu bakau untuk membuat patung yang menjadi bentuk hubungan mereka dengan nenek moyang. Peralatan yang digunakan antara lain kapak batu, pisau dari tulang, dan paku yang Seni KriyaTerakhir, ada seni kriya. Seni kriya adalah seni kerajinan dalam membuat benda-benda berdasarkan kegunaan dan keindahannya dalam kehidupan sehari-hari. Seni kriya merupakan seni kerajinan dalam membuat benda-benda pakai berdasarkan kegunaan dan keindahannya dalam kehidupan disebutkan ciri-ciri umum karya seni rupa daerah beserta wujud, bentuk, dan fungsinya. Semoga artikel ini membuat detikers semakin mengenal karya seni rupa daerah, ya! Simak Video "Pesona Wisata Sumenep Pantai, Sejarah, dan Tradisi" [GambasVideo 20detik] des/fds
- Seni rupa adalah seni yang terbuat dari sebuat media yang bisa dilihat dan dirasakan. Apa kamu sudah tahu macam-macam seni rupa dari Indonesia, terbagi menjadi seni lukis, kriya dan pahat. Indonesia dikenal memiliki banyak pulau yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya, sehingga melahirkan seni. Setiap daerah memiliki keragaman karya seni rupanya sendiri yang berkembang dan berasal dari adat istiadat. Karya seni yang dibuat manusia ini biasanya memiliki arti ataupun makna tertentu, yang memiliki ciri khas. Ada tiga ragam seni rupa setiap daerah di Indonesia yaitu seni lukis, seni pahat, dan juga seni kriya. Baca Juga Ketahui Perbedaan Karya Seni Rupa Kolase, Montase, dan Mozaik Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
aspek yang membedakan karya seni rupa daerah daerah nusantara adalah